MAKALAH
disusun
untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah analisis kurikulum sd
dosen:
Rif’at Shafwatul Anam, M.Pd
oleh
Fahrunnisa
Fauziyyah
Ineu
Julianti
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
(STKIP) SEBELAS APRIL SUMEDANG
2015
KATA PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah analisis kurikulum
sd. Penulis berkeyakinan bahwa
makalah ini terwujud berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan, baik dari segi susunan kata-kata maupun yang berhubungan
dengan materi pembahasan. Mengingat pengetahuan, kemampuan serta pengalaman
yang sangat terbatas, akan tetapi dengan kemampuan yang ada disertai dengan
dorongan dari berbagai pihak akhirnya dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan termakasih kepada Dosen Mata
kuliah analisis kurikulum sd Rif’at Shafwatul Anam, M.Pd. Terimakasih kepada
teman-teman yang memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis
sekaligus sebagai penyusun dan umumnya untuk pembaca.
Sumedang
, 10 November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................
ii
BAB 1..............................................................................................................
1
1.1.Latar Belakang.........................................................................................
1
1.2.Rumusan Masalah....................................................................................
1
1.3.Tujuan.......................................................................................................
2
BAB II.............................................................................................................
3
2.1.Pengertian Organisasi Kurikulum..........................................................
3
2.2.Pola Pengorganisasian Kurikulum.........................................................
3
2.3. Prosedur Pengorganisasian
Kurikulum................................................
5
2.4. Jenis-jenis Organisasi
Kurikulum..........................................................
7
2.5. Strategi Pelaksanaan Kurikulum
.......................................................... 9
BAB III............................................................................................................
9
3.1. Kesimpulan..............................................................................................
9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Kurikulum
memang sudah banyak diketahui dalam dunia pendidikan, hal ini memang sangat diperlukan dalam dunia
pendidikan. Jika tak ada kurikulum dalam dunia pendidikan maka tidak akan
terarah dunia pendidikan indonesia. Semua pendidik pasti mengajar sesuka
hatinya dan tanpa perencanaan yang ingin dicapai. Pastinya peserta didik tidak
terarah dan tidak berkembang sesuai usia perkembangannya. Pendidik juga
kesulitan untuk menyusun rencana pembelajaran seperti bahan ajar, dsain bahan
ajar. pelaksanaan pembelajaran dan waktu pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Organisasi
kurikulum memang sangat diperlukan dalam dunia pendidikan untuk membantu
pendidik dalam memberikan bahan ajar kepada peserta didik. Bahan ajar tersebut
disusun dengan pola tertentu oleh pendidik serta bagaimana pendiik dapat
memberikan bahan ajar kepada peserta didik.
Makalah
ini akan menjelaskan tentang apa organisasi kurikulum, jenis-jenis organisasi
kurikulum, prosedur organisasi kurikulum, dan strategi pelaksanaan kurikulum.
1.2.Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa
yang dimaksud dengan organisasi kurikulum?
2. Apa
saja yang termasuk pola pengorganisasian kurikulum?
3.
|
4.
|
5. Apa
saja strategi dalam pelaksanaan kurikulum?
1.3.Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah
ini adalah:
1. Untuk
mengetahui pengertian organisasi kurikulum;
2. Untuk
mengetahui macam-macam pola pengorganisasian kurikulum;
3. Untuk
mengetahui prosedur pengorganisasian kurikulum;
4. Untuk
mengetahui jenis-jenis organisasi kurikulum;
5. Untuk
mengetahui strategi pelaksanaan kurikulum.
BAB II
ORGANISASI KURIKULUM
2.1. Pengertian Organisasi
Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka
umum program-program pengajaran yang disampaikan kepada peserta didik guna tercapainya
tujuan pendidikan atau pembelajaran yang di tetapkan.
Menurut S. Nasution pengertian organisasi kurikulum adalah “pola atau
bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid”.
Menurut Nurgiantoro pengertian organisasi kurikulum ialah “struktur program
kurikulum yang berupa kerangka umum program pengajaran-pengajaran yang akan disampaikan
kepada peserta didik”.
2.2. Pola Pengorganisasian
Kurikulum
Pola pengorganisasian kurikulum adalah cara
mengalokasikan waktu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Adapun beberapa pola pengorganisasian kurikulum sebagai berikut:
1.
|
|
2. Correlated Curriculum/ berkolerasi
Pola pengorganisasian kurikulum yang mengembangkan hubungan
umum antara dua atau lebih mata pelajaran dengan mempertahankan mata pelajaran.
Contoh: matematika dan ekonomi, ekonomi dan management, bahasa indonesia dan
sejarah. Disisni guru bahasa indonesia bekerja sama dengan guru sejarah dengan
menugaskan kepada siswa menulis atau membaca karangan karya sastra yang
menghubungkan periode-periode sejarah.
3. Fused Curriculum/ berfungsi, bergabung
atau berinteraksi.
Pola pengorganisasian kurikulum yang menggabungkan mata
peajaran yang berhubungan ke dalam satu mata pelajaran baru. Contoh: geologi
digabung dengan geografi jadi ilmu bumi, sejarah, geografi ekonomi dan
sosiologi jadi IPS.
4.
Student
Centered Curriulum/ terpusat pada siswa
Pola pengembangan kurikulum yang memperhatikan aspek-aspek
pertumbuhan dan perkembangan siswa.
5. Core Curriculum/ kurikulum inti
|
Pola diatas merupakan pola
pengorganisasian kurikulum salah satunya sering dilaksanakan di dalam lembaga
pendidikan tertentu.
2.3. Prosedur Pengorganisasian Kurikulum
Hamalik berpendapat di dalam bukunya Muhammad Zaini, pengorganisasian
kurikulum terdapat beberapa prosedur yang meliputi :
1.
Prosedur
Pembelajaran
Pemilihan isi kurikulum didasarkan atas materi yang
terkandung di dalam buku pelajaran atau sejumlah buku pelajaran yang telah di
pilih oleh sebuah panitia tertentu.
2. Prosedur
survey pendapat
Pemilihan
dan pengorganisasian isi kurukulum di lakukan dengan jalan mengadakan survey
atau penelitian terhadap pendapat berbagai pihak.
3.
Prosedur
studi kesalahan
Prosedur
ini di laksanakan dengan jalan mengadakan analisis terhadap kesalahan,
kekeliruan, kelemahan atau kebaikan atas hasil-hasil atau pengalaman kurikuler.
4. Prosedur
mempelajari kurikulum lainnya
|
5.
Analisis
kegiatan orang dewasa
Melalui
prosedur ini terlebih dahulu di adakan studi terhadap kegiatan-kegiatan dalam
kehidupan untuk menemukan sejumlah kegiatan yang di perkirakan berguna
untuk di pelajari oleh para siswa di sekolah. Kegiatan yang di analisis adalah
yang berkenaan dengan pekerjaan atau jabatan.
6.
Prosedur
fungsi sosial
Prosedur ini
bertalian dengan prosedur analisis kegiatan masyarakat. Masyarakat melakukan
banyak fungsi social dalam kehidupannya yang bermacam ragam dan bentuknya, dan
berada dalam daerah kehidupan tertentu, fungsi yang telah di tentukan, di
klasifikasikanmenjadi sejumlah area of living.
7.
Prosedur
minat kebutuhan
Menurut
prosedur ini, minat dan kebutuhan juga melibatkan persistent problem, tetapi scope
(cakupan) dan sequence-nya (urutan) di dasarkan atas siswa dan
berkenaan dengan fungsi-fungsi personal dan social.
|
Adapun
jenis-jenis organisasi kurikulum yaitu:
1. Mata
pelajaran terpisah (separated curriculum)
Kurikulum ini menyajikan segala
bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran yang terpisah-pisah satu
sama lain, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali sehingga
banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya. Beberapa hal
positif dari separated curriculum ini adalah Bahan pelajaran disajikan secara
sistematis dan logis dapat dilaksanakan untuk mewariskan nilai-nilai budaya
terdahulu Kurikulum ini mudah diubah dan dikembangkan. Bentuk kurikulum ini
mudah dipola, dibentuk, didesain bahkan mudah untuk diperluas dan dipersempit
sehingga mudah disesuaikan dengan waktu yang ada. Sedangkan beberapa kritik
terhadap kurikulum ini antara lain: Mata pelajaran terlepas-lepas satu sama
lain. Tidak atau kurang memperhatikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari. Dari sudut psikologis, kurikulum demikian mengandung kelemahan
yaitu banyak terjadi verbalitas dan menghafal serta makna tujuan pelajaran
kurang dihayati oleh anak didik. Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan
dari perkembangan zaman.
2. Mata
pelajaran gabungan (corelated curriculum)
Yaitu kurikulum yang menekankan
perlunya hubungan diantara satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi
tetap
|
|
Yaitu kurikulum yang menyajikan
bahan pembelajaran secara unit dan keseluruhan tanpa mengadakan batas-batas
antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya. Ciri-ciri kurikulum
terintegrasi ini yaitu Berdasarkan
filsafat pendidikan demokrasi, berdasarkan psikologi belajar gestalt dan
organismik, berdasarkan landasan sosiologis dan sosiokultural, berdasarkan
kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan atau pertumbuhan siswa.
2.4. Strategi Pelaksanaan Kurikulum
Strategi pelaksanaan kurikulum
adalah cara-cara yang harus ditempuh untuk melaksanakan suatu kurikulum
sekolah, yang meliputi: pelaksanaan pengajaran/ pembelajaran, penilaian,
bimbingan dan penyuluhan, dan pengaturan kegiatan sekolah secara keseluruhan. Strategi
pelaksanaan kurikulum merupakan bagian yang termasuk dalam bidang garap
pengembang kurikulum. Dengan strategi pelaksanaan kurikulum ini, maka para
pelaksana (kepala sekolah dan guru) mempunyai pedoman kerja yang pasti, sesuai
dengan ketentuan kurikulum yang dijalankan, sehingga kemungkinan pencapaian
tujuan pendidikan menjadi semakin besar.
|
Kalau di ingat kurikulum adalah
suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
sejumlah tujuan pendidikan. Dalam interaksi pendidikan, pelaksanaan pengajaran
merupakan hal yang sangat penting. Dari pelaksanaan pengajaran inilah hasil
suatu proses pembelajaran (belajar dan mengajar) dinilai berhasil atau tidak.
Di antara hal yang termasuk dalam pelaksanaan pembelajaran adalah pemilih-an
metode dan alat/ media pendidikan yang digunakan. Sebagai contoh, dalam
pelajaran Bahasa Indonesia terdapat materi berpidato. Karena berpidato
merupakan sebuah keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, maka metode
yang tepat adalah demonstrasi (praktik pidato). Bukan sekedar mempelajari teori
pidato. Pengetahuan tentang konsep, prosedur, dan strategi pidato memang
diperlukan, tetapi tidak cukup berhenti di situ. Melainkan harus berlanjut
sampai pada praktik berpidato. Selanjutnya agar pembelajaran lebih
menggairahkan, maka diperlukan media audio-visual. Dengan cara ini, siswa dapat
menginspirasi model bagaimana orang dapat berpidato dengan baik. Namun,
pemilihan media audio-visual (rekaman) ini cocok bagi sekolah yang
memiliki fasilitas itu. Bagi sekolah yang tidak mempunyai fasilitas
audio-visual, maka guru harus mencari media lain atau strategi lain yang
sesuai. Misalnya, dengan menugasi anak untuk mencermati kegiatan pidato pada
siaran televisi atau radio di rumah. Strategi pelaksanaan pengajaran
umumnya dalam bentuk tatap muka di kelas, yang dilakukan guru berdasarkan
perencanaan pembelajaran yang disusun sebelum-nya. Dalam berbagai perkembangan
kurikulum di Indonesia rencana pembelajaran ini dikenal dengan
istilah-istilah Model Satuan Pelajaran (MSP atau SP), Satuan Pelajaran
(Satpel), atau dalam KTSP dikenal dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Dalam rencana pembelajaran itu dicantumkan komponen-komponen tujuan/
kompetensi, kegiatan pembelajaran, bahan pelajaran, metode/ alat/media, dan
evaluasinya. Rencana pembelajaran ini disusun untuk kepentingan guru dalam
mengajar.
|
b. Pendekatan
Keterampilan Proses
|
|
Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah dikenal adanya
tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler. Ketiganya merupakan satu kesatuan utuh yang tak terpisahkan
dalam upaya mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan pada suatu sekolah. Kegiatan
intrakurikuler merupakan kegiatan utama persekolahan yang dilakukan dengan
menggunakan jatah waktu yang telah ditentukan dalam struktur program.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari
makalah ini adalah Organisasi kurikulum merupakan hal yang terpenting dalam
mencapai tujuan pendidikan, oleh sebab itu pengorganisasian dalam kurikulum
sangat diperlukan dan diharuskan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan. Melalui organisasi kurikulum ini, guru dan pengelola pendidikan
akan memiliki gambaran yang jelas tentang tujuan program pendidikan, bahan
ajar, tata urut dan cakupan materi, penyajian materi, serta peran guru dan
murid dalam rangkaian pembelajaran. Cara pengembang kurikulum
mengorganisasikan kurikulum akan berkaitan pula dengan bentuk atau model
kurikulum yang dianutnya.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayah.
(2012). Organisasi Kurikulum. [Online]. Tersedia: www.Hidayah-cahayapetunjuk.
blogspot. com . [08 November 2015]
Mulyani, Endang. (2007). Pengorganisasian
Kurikulum. [Online]. Tersedia: staff.uny.ac.id/..../KAKUBUTEK%20%20Pengorganisasian%20Kurikulum. [08 November 2015]
Mulyani,
Endang. (2007). Pengorganisasian Kurikulum. [Online]. Tersedia: staff.uny.ac.id/dosen/dr-endang-mulyani-msi. [08 November 2015]
Qur;ani,
Abdau. (2014). Organisasi Kurikulum. [Online]. Tersedia: www.academia.edu/6264370/Organisasi_Kurikulum. [08 November 2015]