Minggu, 15 November 2015

ANALISIS KURIKULUM SD


MAKALAH
disusun untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah analisis kurikulum sd
dosen: Rif’at Shafwatul Anam, M.Pd

oleh
Fahrunnisa Fauziyyah
Ineu Julianti


PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) SEBELAS APRIL SUMEDANG
2015
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah analisis kurikulum sd. Penulis berkeyakinan bahwa makalah ini terwujud berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis  menyadari  bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi susunan kata-kata maupun yang berhubungan dengan materi pembahasan. Mengingat pengetahuan, kemampuan serta pengalaman yang sangat terbatas, akan tetapi dengan kemampuan yang ada disertai dengan dorongan dari berbagai pihak akhirnya dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
            Penulis  mengucapkan termakasih kepada Dosen Mata kuliah analisis kurikulum sd Rif’at Shafwatul Anam, M.Pd. Terimakasih kepada teman-teman yang memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis sekaligus sebagai penyusun dan umumnya untuk pembaca.
            Sumedang , 10 November 2015
                                                   

                                                                Penulis      
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB 1.............................................................................................................. 1
1.1.Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3.Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................. 3
2.1.Pengertian Organisasi Kurikulum.......................................................... 3
2.2.Pola Pengorganisasian Kurikulum......................................................... 3
2.3. Prosedur Pengorganisasian Kurikulum................................................ 5
2.4. Jenis-jenis Organisasi Kurikulum.......................................................... 7
2.5. Strategi Pelaksanaan Kurikulum ..........................................................  9
BAB III............................................................................................................ 9
3.1. Kesimpulan.............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kurikulum memang sudah banyak diketahui dalam dunia pendidikan, hal ini  memang sangat diperlukan dalam dunia pendidikan. Jika tak ada kurikulum dalam dunia pendidikan maka tidak akan terarah dunia pendidikan indonesia. Semua pendidik pasti mengajar sesuka hatinya dan tanpa perencanaan yang ingin dicapai. Pastinya peserta didik tidak terarah dan tidak berkembang sesuai usia perkembangannya. Pendidik juga kesulitan untuk menyusun rencana pembelajaran seperti bahan ajar, dsain bahan ajar. pelaksanaan pembelajaran dan waktu pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Organisasi kurikulum memang sangat diperlukan dalam dunia pendidikan untuk membantu pendidik dalam memberikan bahan ajar kepada peserta didik. Bahan ajar tersebut disusun dengan pola tertentu oleh pendidik serta bagaimana pendiik dapat memberikan bahan ajar kepada peserta didik.
Makalah ini akan menjelaskan tentang apa organisasi kurikulum, jenis-jenis organisasi kurikulum, prosedur organisasi kurikulum, dan strategi pelaksanaan kurikulum.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Apa yang dimaksud dengan organisasi kurikulum?
2.      Apa saja yang termasuk pola pengorganisasian kurikulum?
3.     
1
 
Apa saja prosedur pengorganisasian kurikulum?
4.     
2
 
Apa saja jenis-jenis organisasi kurikulum?
5.      Apa saja strategi dalam pelaksanaan kurikulum?
1.3.Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui pengertian organisasi kurikulum;
2.      Untuk mengetahui macam-macam pola pengorganisasian kurikulum;
3.      Untuk mengetahui prosedur pengorganisasian kurikulum;
4.      Untuk mengetahui jenis-jenis organisasi kurikulum;
5.      Untuk mengetahui strategi pelaksanaan kurikulum.


BAB II
ORGANISASI KURIKULUM
2.1. Pengertian Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang disampaikan kepada peserta didik guna tercapainya  tujuan pendidikan atau pembelajaran yang di tetapkan.  
Menurut S. Nasution pengertian organisasi kurikulum adalah “pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid”.
Menurut Nurgiantoro pengertian organisasi kurikulum ialah “struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program pengajaran-pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik”.

2.2. Pola Pengorganisasian Kurikulum
Pola pengorganisasian kurikulum adalah cara mengalokasikan waktu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Adapun beberapa pola pengorganisasian kurikulum sebagai berikut:
1.     
3
 
Subyect Centered Curriculum/ berpusat pada mata pelajaran
4
 
Adalah organisasi kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran atau disiplin. Contoh: sejarah, geografi, ekonomi, dan ilmu politik. Pola ini adalah pola pengorganisasian yang paling banyak digunakan.

2.      Correlated Curriculum/ berkolerasi
Pola pengorganisasian kurikulum yang mengembangkan hubungan umum antara dua atau lebih mata pelajaran dengan mempertahankan mata pelajaran. Contoh: matematika dan ekonomi, ekonomi dan management, bahasa indonesia dan sejarah. Disisni guru bahasa indonesia bekerja sama dengan guru sejarah dengan menugaskan kepada siswa menulis atau membaca karangan karya sastra yang menghubungkan periode-periode sejarah.
3.      Fused Curriculum/ berfungsi, bergabung atau berinteraksi.
Pola pengorganisasian kurikulum yang menggabungkan mata peajaran yang berhubungan ke dalam satu mata pelajaran baru. Contoh: geologi digabung dengan geografi jadi ilmu bumi, sejarah, geografi ekonomi dan sosiologi jadi IPS.
4.      Student Centered Curriulum/ terpusat pada siswa
Pola pengembangan kurikulum yang memperhatikan aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan siswa.
5.      Core Curriculum/ kurikulum inti
5
 
Pola pengembangan kurikulum yang didasarkan pada masalah dan kebutuhan siswa yang menuntut hal-hal yang personal, pengertian sosial dan tindakan.

Pola diatas merupakan pola pengorganisasian kurikulum salah satunya sering dilaksanakan di dalam lembaga pendidikan tertentu.
2.3.  Prosedur Pengorganisasian Kurikulum
Hamalik berpendapat di dalam bukunya Muhammad Zaini, pengorganisasian kurikulum terdapat beberapa prosedur yang meliputi :
1.       Prosedur Pembelajaran
Pemilihan isi kurikulum didasarkan atas materi yang terkandung di dalam buku pelajaran atau sejumlah buku pelajaran yang telah di pilih oleh sebuah panitia tertentu.
2.     Prosedur survey pendapat
       Pemilihan dan pengorganisasian isi kurukulum di lakukan dengan jalan mengadakan survey atau penelitian terhadap pendapat berbagai pihak.
3.     Prosedur studi kesalahan
       Prosedur ini di laksanakan dengan jalan mengadakan analisis terhadap kesalahan, kekeliruan, kelemahan atau kebaikan atas hasil-hasil atau pengalaman kurikuler.
4. Prosedur mempelajari kurikulum lainnya
6
 
       Prosedur ini dapatdisamakan dengan metode tambal sulam dengan mempelajari metode sekolah lain, guru atau sekolah dapat menetapkan atau menentukan isi kurikulum untuk sekolahnya sesuai dengan tujuan.
5.     Analisis kegiatan orang dewasa
Melalui prosedur ini terlebih dahulu di adakan studi terhadap kegiatan-kegiatan dalam kehidupan untuk menemukan sejumlah kegiatan yang di perkirakan  berguna untuk di pelajari oleh para siswa di sekolah. Kegiatan yang di analisis adalah yang berkenaan dengan pekerjaan atau jabatan.
6.     Prosedur fungsi sosial
Prosedur ini bertalian dengan prosedur analisis kegiatan masyarakat. Masyarakat melakukan banyak fungsi social dalam kehidupannya yang bermacam ragam dan bentuknya, dan berada dalam daerah kehidupan tertentu, fungsi yang telah di tentukan, di klasifikasikanmenjadi sejumlah area of living.
7.     Prosedur minat kebutuhan
Menurut prosedur ini, minat dan kebutuhan juga melibatkan persistent problem, tetapi scope (cakupan) dan sequence-nya (urutan) di dasarkan atas siswa dan berkenaan dengan fungsi-fungsi personal dan social.



7
 
2.3. Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Adapun jenis-jenis organisasi kurikulum yaitu:
1.     Mata pelajaran terpisah (separated curriculum)
Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain, terlepas  dan tidak mempunyai kaitan sama sekali sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya. Beberapa hal positif dari separated curriculum ini adalah Bahan pelajaran disajikan secara sistematis dan logis dapat dilaksanakan untuk mewariskan nilai-nilai budaya terdahulu Kurikulum ini mudah diubah dan dikembangkan. Bentuk kurikulum ini mudah dipola, dibentuk, didesain bahkan mudah untuk diperluas dan dipersempit sehingga mudah disesuaikan dengan waktu yang ada. Sedangkan beberapa kritik terhadap kurikulum ini antara lain: Mata pelajaran terlepas-lepas satu sama lain. Tidak atau kurang memperhatikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dari sudut psikologis, kurikulum demikian mengandung kelemahan yaitu banyak terjadi verbalitas dan menghafal serta makna tujuan pelajaran kurang dihayati oleh anak didik. Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan dari perkembangan zaman.
2.     Mata pelajaran gabungan (corelated curriculum)
Yaitu kurikulum yang menekankan perlunya hubungan diantara satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi tetap
8
 
memperhatikan cirri atau karakteristik tiap bidang studi tersebut. Misalnya Sejarah dan Ilmu Bumi dapat diajarkan untuk saling memperkuat. Ada tiga jenis korelasi yang sifatnya bergantung dari jenis mata pelajaran. Korelasi faktual, misalnya sejarah dan kesusastraan. Fakta-fakta sejarah disajikan melalui penulisan karangan sehingga menambah kemungkinan menikmati bacaannya oleh siswa. Korelasi deskriptif, korelasi ini dapat dilihat pada penggunaan generalisasi yang berlaku untuk dua atau lebih mata pelajaran. Misal psikologi dapat berkorelasi dengan sejarah atau Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan prinsip-prinsip yang ada dalam psikologi untuk menerangkan kejadian-kejadian sosial. Korelasi normatif, hampir sama denagan korelasi deskriptif, perbedaannya terletak pada prinsipnya yang bersifat moral sosial. Sejarah dan kesusastraan dapat dikorelasikan berdasarkan prinsip-prinsip moral sosial dan etika. Beberapa kelebihan kurikulum ini adalah: Dengan korelasi, pengetahuan murid lebih integral, tidak terlepas-lepas (terpadu). Dengan melihat hubungan erat antara mata pelajaran satu dengan yang lain, minat murid bertambah. Korelasi memberikan pengertian yang lebih luas dan mendalam karena memandang dari berbagai sudut. Dengan korelasi maka yang diutamakan adalah pengertaian dan prinsip-prinsip bukan pengetahuan akan fakta, dengan begitu lebih memungkinkan penggunaan pengetahuan secara fungsional bagi murid-murid. Berikut beberapa kelemahan dari kurikukum mata pelajaran gabungan ini adalah : Sulit untuk menghubungkan dengan masalah-masalah yang hangat dalam kehidupan sehari-hari, sebab dasarnya subject centered. Brood fields tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam untuk sesuatu mata pelajaran sehingga hal ini dipandang kurang cukup untuk bekal mengikuti pelajaran di perguruan tinggi.
9
 
3.     Kurikulum terpadu (integrated curriculum)
Yaitu kurikulum yang menyajikan bahan pembelajaran secara unit dan keseluruhan tanpa mengadakan batas-batas antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya. Ciri-ciri kurikulum terintegrasi ini yaitu  Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi, berdasarkan psikologi belajar gestalt dan organismik, berdasarkan landasan sosiologis dan sosiokultural, berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan atau pertumbuhan siswa.


2.4. Strategi Pelaksanaan Kurikulum
Strategi pelaksanaan kurikulum adalah cara-cara yang harus ditempuh untuk melaksanakan suatu kurikulum sekolah, yang meliputi: pelaksanaan pengajaran/ pembelajaran, penilaian, bimbingan dan penyuluhan, dan pengaturan kegiatan sekolah secara keseluruhan. Strategi pelaksanaan kurikulum merupakan bagian yang termasuk dalam bidang garap pengembang kurikulum. Dengan strategi pelaksanaan kurikulum ini, maka para pelaksana (kepala sekolah dan guru) mempunyai pedoman kerja yang pasti, sesuai dengan ketentuan kurikulum yang dijalankan, sehingga kemungkinan pencapaian tujuan pendidikan menjadi semakin besar. 
10
 
a.      Pelaksanaan Pengajaran
Kalau di ingat kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan. Dalam interaksi pendidikan, pelaksanaan pengajaran merupakan hal yang sangat penting. Dari pelaksanaan pengajaran inilah hasil suatu proses pembelajaran (belajar dan mengajar) dinilai berhasil atau tidak. Di antara hal yang termasuk dalam pelaksanaan pembelajaran adalah pemilih-an metode dan alat/ media pendidikan yang digunakan. Sebagai contoh, dalam pelajaran Bahasa Indonesia terdapat materi berpidato. Karena berpidato merupakan sebuah keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, maka metode yang tepat adalah demonstrasi (praktik pidato). Bukan sekedar mempelajari teori pidato. Pengetahuan tentang konsep, prosedur, dan strategi pidato memang diperlukan, tetapi tidak cukup berhenti di situ. Melainkan harus berlanjut sampai pada praktik berpidato. Selanjutnya agar pembelajaran lebih menggairahkan, maka diperlukan media audio-visual. Dengan cara ini, siswa dapat menginspirasi model bagaimana orang dapat berpidato dengan baik. Namun, pemilihan media audio-visual (rekaman) ini cocok bagi  sekolah yang memiliki fasilitas itu. Bagi sekolah yang tidak mempunyai fasilitas audio-visual, maka guru harus mencari media lain atau strategi lain yang sesuai. Misalnya, dengan menugasi anak untuk mencermati kegiatan pidato pada siaran televisi atau radio di rumah.  Strategi pelaksanaan pengajaran umumnya dalam bentuk tatap muka di kelas, yang dilakukan guru berdasarkan perencanaan pembelajaran yang disusun sebelum-nya. Dalam berbagai perkembangan kurikulum di Indonesia rencana pembelajaran ini  dikenal dengan istilah-istilah Model Satuan Pelajaran (MSP atau SP), Satuan Pelajaran (Satpel), atau dalam KTSP dikenal dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam rencana pembelajaran itu dicantumkan komponen-komponen tujuan/ kompetensi, kegiatan pembelajaran, bahan pelajaran, metode/ alat/media, dan evaluasinya. Rencana pembelajaran ini disusun untuk kepentingan guru dalam mengajar.
11
 
 Strategi pelaksanaan pengajaran lainnya adalah sistem modul. Modul disusun dalam bentuk satuan-satuan pelajaran.  Modul ini disusun untuk murid. Dengan modul diharapkan murid dapat belajar sendiri berdasarkan petunjuk-petunjuk yang dicantumkan. Karena harus memberikan kemungkinan murid belajar sendiri, maka modul disusun dengan uraian dan jabaran yang lengkap. Strategi pelaksanaan pengajaran lain adalah Paket Belajar. Untuk pelajar disiapkan paket-paket pelajaran yang  berisi satuan-satuan pelajaran lengkap dengan alat evaluasi dan umpan baliknya. Strategi ini juga memberikan peluang siswa belajar sendiri. Paket Belajar juga dikembangkan di perguruan tinggi dalam program belajar jarak jauh (PBJJ atau PJJ).
b.     Pendekatan Keterampilan Proses
12
 
Keterampilan proses sudah kita kenal semenjak Kurikulum 1984. Hingga saat ini pendekatan tersebut masih sesuai untuk diterapkan dalam pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. Pendekatan keterampilan proses menekankan terlaksananya komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah mengindikasikan adanya peran serta aktif pada diri guru dan murid. Dalam proses pembelajaran murid terlibat secara fisik dan mental, sehingga apa yang diperoleh siswa dapat lebih mendalam. Melalui keterampilan proses, siswa didorong untuk mendapatkan informasi (ilmu), mengelola, mempergunakan, dan mengomunikasikannya. Dalam hal ini, siswa tidak hanya mempelajari isi pelajaran, tetapi juga belajar bagaimana belajar (learning how to learn). Keterampilan “mendapatkan” pengetahuan itulah yang sangat ditekan-kan pada pendekatan keterampilan proses.  Penerapan pendekatan itu diawali dengan kegiatan pemanasan, yakni mengarahkan siswa pada pokok persoalan yang akan dipelajari. Misalnya dengan mengulas pelajaran minggu lalu yang terkait, meminta pendapat siswa, dsb. Kegiatan ini mengondisikan siswa untuk siap dalam belajar, baik secara fisik, mental, maupun emosional. Kegiatan dilanjutkan dengan serangkaian  aktivitas mengamati, menginterpretasikan, meramalkan, menemukan konsep, merencanakan kegiatan lanjutan, melakukan penelitian, dan mengomunikasikan hasil temuan. Tampaknya, langkah-langkah pendekatan keterampilan proses sangat menekankan pada aktivitas akademik belaka. Nilai akademik memang kental sekali, tetapi di tengah pelaksanaan proses belajar sebetulnya terbangun juga sikap-sikap sosial melalui kerja sama antarsiswa dalam kelompok dengan sikap sportif saling mendukung. Misalnya, untuk menemukan suatu konsep anak harus melakukan serangkaian prosedur. Dalam prosedur ini bisa jadi ada aktivitas yang berat bila dilakukan anak seorang diri. Untuk mengatasinya, seorang siswa dapat bekerja sama dengan siswa lainnya. Namun, kerja sama itu tetap harus dibangun berdasarkan tanggung jawab individu. Bukan sekedar ikut secara kelompok, tetapi siswa tertentu boleh untuk tidak melakukan apa-apa.  Hal penting lainnya dalam keterampilan proses adalah mengkomunikasikan hasil temuan. Melalui kegiatan ini siswa dilatih untuk mampu menginformasikan  temuannya secara  lisan atau tulis.
13
 
c.      Kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler
Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah dikenal adanya tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Ketiganya merupakan satu kesatuan utuh yang tak terpisahkan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan pada suatu sekolah. Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan utama persekolahan yang dilakukan dengan menggunakan jatah waktu yang telah ditentukan dalam struktur program.



BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari makalah ini adalah Organisasi kurikulum merupakan hal yang terpenting dalam mencapai tujuan pendidikan, oleh sebab itu pengorganisasian dalam kurikulum sangat diperlukan dan diharuskan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Melalui organisasi kurikulum ini, guru dan pengelola pendidikan akan memiliki gambaran yang jelas tentang tujuan program pendidikan, bahan ajar, tata urut dan cakupan materi, penyajian materi, serta peran guru dan murid dalam  rangkaian pembelajaran. Cara pengembang kurikulum mengorganisasikan kurikulum akan berkaitan pula dengan bentuk atau model kurikulum yang dianutnya.


14
 
 
DAFTAR PUSTAKA

Hidayah. (2012). Organisasi Kurikulum. [Online]. Tersedia: www.Hidayah-cahayapetunjuk. blogspot. com . [08 November 2015]
Mulyani, Endang. (2007). Pengorganisasian Kurikulum. [Online]. Tersedia: staff.uny.ac.id/..../KAKUBUTEK%20%20Pengorganisasian%20Kurikulum. [08 November 2015]
Mulyani, Endang. (2007). Pengorganisasian Kurikulum. [Online]. Tersedia: staff.uny.ac.id/dosen/dr-endang-mulyani-msi. [08 November 2015]
Qur;ani, Abdau. (2014). Organisasi Kurikulum. [Online]. Tersedia: www.academia.edu/6264370/Organisasi_Kurikulum. [08 November 2015]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar