Minggu, 08 November 2015

Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini (fahrunnisa fauziyyah dan Ineu Julianti)


BAB I
Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Kemampuan guru di indonesia memang masih tergolong rendah dalam melakukan penilaian. Hal ini disebabkan karena guru kurang pencarian informasi tentang perkembangan pendidikan terutama dalam penunjang pembelajaran termasuk penilaian. Kurangnya memperhatikan langkah-langkah penilaian dan  kurang memperhatikan terhadap langkah-langkah membuat penilaian ini disebabkan  karena dengan alasan guru terlalu banyak untuk mendeksripsikan kegiatan yang di lakukan oleh anak. Guru hanya menulis tanda ataupun nomor absen anak saja dalam kolom penilaian tanpa menulis kegiatan perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh anak. Padahal masa sekarang setiap guru harus mengikuti perkembangan zaman terutamama perkembangan tentang pendiidkan,  dimana harus ada perubahan yang meningkat dalam melaksanakan pembelajaran dan penilaian perkembangan.
Berdasarkan fenomena yang berkembang tersebut, maka makalah ini akan menjelaskan tentang konsep dasar penilaian perkembangan anak usia dini.
1.2.Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan penilaian anak usia dini?
2.      Apa saja tujuan, fungsi, dan prinsip penilaian anak usia din?
3.      Apa saja prinsip penilaian anak usia dini?
4.      Bagaimana cara penilaian anak usia dini?
5.      Apa saja tujuan asesmen perkembangan anak?
6.      Apa kegunaan asesmen perkembangan anak?
7.      Bagaimana peranan penilaian dalam pembelajaran?
8.      Bagaimana peranan guru dalam kegiatan penilaian?
1.3.  Tujuan
1.    Dapat memahami penilaian anak usia dini.
2.      Mengetahui tentang tujuan, fungsi, dan prinsip penilaian anak usia dini.
3.      Dapat mengetahui prinsip penilaian anak usia dini.
4.      Mengetahui tata cara penilaian anak usia dini.
5.      Mengetahui tujuan asesmen perkembangan anak.
6.      Mengetahui kegunaan asesmen perkembangan anak.
7.      Mengetahui peranan penilaian dalam kegiatan pembelajaran.
8.      Dan mengetahui peranan guru dalam kegiatan penilaian.




BAB II
KONSEP DASAR PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
2.1. Pengertian Penilaian Anak Usia Dini
Penilaian memang perlu dilaksanakan oleh setiap guru, hal ini agar guru dapat melihat sejauh mana anak mencapai aspek perkembangan. Hasil dari penilaian tersebut guru bisa mengevaluasi dan melihat aspek perkembangan mana yang harus dikembangkan lagi, sehingga anak dapat mencapai aspek-aspek tersebut sesuai tahap perkembangannya.
Depdiknas (2004:23) mengemukakan penilaian adalah “suatu proses sistematis yang mengandung pengumpulan informasi, menganalisis dan menginterpretasi informasi tersebut untuk membuat keputusan keputusan”.
https//bagawanabiyasa.wordpress.com
Penilaian dalam konteks pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah prosedur sistematis yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kinerja dan kemajuan berbagai aspek perkembangan yang dapat dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembiasaan dalam kurun waktu tertentu. Prosedur sistematis tersebut mencakup upaya mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan berbagai informasi yang diperoleh melalui kegiatan pengukuran dan non pengukuran yang dilakukan secara berkala, menyeluruh dan berkelanjutan tentang  kinerja dan perkembangan anak untuk mengambil keputusan. Penafsiran terhadap berbagai informasi tersebut dilakukan secara deskriptif kualitatif.
Menurut James, E. Johnson ( dalam buku mubiar (2012)) penilaian mengemukakan bahwa,
In general, evaluation is the process of selecting, gathering, and interpreting information to make personal decisions or to from judgement about the worth of product or program or about of value of an approach to solve a problem or a accomplish an objective.
James, E. Johnson ( dalam buku mubiar (2012))mendefinisikan pengertian diatas bahwa,
suatu proses memilih, mengumpulkan, dan menafsirkan informasi untuk membuat keputusan atau untuk membuat penilaian tentang kelemahan suatu produk atau program, atau tentang sejauh mana keberhasilan pendekatan yang telah dilakukan dapat menyelesaikan masalah sehingga dapat menyempurnakan suatu sasaran atau tujuan.
Penilaian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menurut Uyu dan Mubiar (2012) merupakan, “proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak dan pengambilan keputusan, pengakuan, atau ketetapan tentang kondisi (kemampuan anak)”.
Adapun  contoh penilaian pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah mendeksripsikan kemampuan anak dalam melakukan tugas tertentu, seperti menyebutkan warna, membedakan bentuk, menyebutkan ciri-ciri benda, binatang, tumbuhan, dan ciri lainnya. Tentunya penetapan tercapai tidaknya kemampuan yang diharapkan merujuk pada standar tingkat pencapaian perkembangan anak yang terdapat pada pedoman kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Meskipun terdapat berbagai alasan dilaksanakannya penilaian, namun tujuan umumnya adalah membuat suatu keputusan. Penilaian juga dilakukan untuk memperbaiki program, menghentikan program, atau membandingkan program.
Penilaian dilakukan untuk melihat perkembangan mereka secara keseluruhan yang meliputi perkembangan sosial, personal, emosi, kognitif, bahasa, motorik, dsb. Penilaan anak usia dini sangat penting artinya untuk mengembangkan kemampuan anak lebih lanjut lagi. Cara yang dilakukan untuk penilaiannyapun sangat berbeda dengan cara penilaian anak pada jenjang lainnya. Jika saja di SD atau jenjang penilaian lain yang lebih tinggi mengenal istilah “TES” maka Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hal tersebut jarang sekali dapat digunakan, kecuali keperluan tertentu yang erat kaitannya dengan pengukuran. Oleh karena itu, terdapat bentuk penilaian lain yang dapat digunakan seperti observasi dan portofolio sebagai metode evaluasi alternatif.
Menurut joan, L. Herman (1992: 95)  dalam buku mubiar ia menyatakan bahwa,
 evaluasi atau penilaian alternatif dikembangkan untuk membuat keputusan yang tepat tentang apa yang telah dipelajari siswa, bantuan-bantuan apakah yang mereka perlukan, bidang-bidang pengajaran apa yang perlu diubah, dan kurikulum sekolah manakah yang perlu didukung.
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa penilaian memang harus dilakukan oleh setiap guru atau pendidik supaya dapat mengetahui aspek perkembangan anak.


2.2. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Penilaian Anak Usia Dini
Maka dengan itu, untuk membuat suatu penilaian harus mengetahui alasan-alasan dalam membuat penilaian tersebut. Pendidik harus tahu tujuan, fungsi, serta prinsip penilaian anak usia dini.  NAEYC (dalam Janice Beaty (1994)) merumuskan tujuan dan fungsi penilaian anak uasia dini sebagai berikut:
1. Tujuan Penilaian Anak Usia Dini
Dalam hubungannya dengan penilaian terhadap anak usia prasekolah, dapat dirumuskan tujuan penilaian sebagai berikut:
1.             Untuk merencanakan pembelajaran individual dan kelompok agar dapat berkomunikasi dengan orang tua.
2.             Mengidentifikasi anak yang memerlukan bantuan atau layanan khusus.
3.             Mengevaluasi apakah tujuan pendidikan sudah tercapai atau belum.
4.             Mengetahui dan meninjaklanjuti pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai anak selama mengikuti pendidikan.
2.      Fungsi Penilaian Anak Usia Dini
Selain tujuan penilaian, seorang pendidik harus mengetahui fungsi dari penilaian. Adapun fungsi-fungsi yang harus setiap pendidik ketahui sebagai berikut:
1.      Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar termasuk dalam program kegiatan;
2.      Memberikan bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan terhadap anak agar fisik ataupun psikisnya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal;
3.      Memberi informasi kepada orang tua tentang ketercapaian pertumbuhan dan perkembangan anaknya agar dapat memperbaiki, meningkatkan bimbingan dan motivasi serta sebagai bentuk pertanggung jawaban lembaga;
4.      Memberikan informasi kepada orang tua untuk melaksanakan pendidikan keluarga yang sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di Paud (Pendidikan Anak Usia Dini);
5.      Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap anak sehingga mereka dapat berkembang secara optimal.
3.       Prinsip Penila$ian Anak Usia Dini
Selain dari pengertian penilaian dan tujuan atau fungsi, menurut Uyu dan Mubiar (2012)ada pula prinsip-prinsip yang harus setiap pendidik atau guru  ketahui sebagai berikut:
a.       Mendidik
Artinya proses dan hasil penilaian perkembangan harus mampu memberikan sumbangan positif pada peningkatan pencapaian perkembangan peserta didik.
b.      Sistematis
Artinya bahwa perkembangan itu berlangsung mengikuti pola tertentu yang terjadi secara teratur.
c.       Berkesinambungan
Artinya penilaian pencapaian perkembangan peserta didik harus dilakukan secara terencana, bertahap dan terus-menerus untuk memperoleh gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
d.      Menyeluruh
Penilaian yang dilakukan harus mencakup semua aspek perkembangan yang meliputi: nilai-nilai, agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa serta sosial-emosional, semua aspek perkembangan yang diinginkan, menggunakan berbagai jenis teknik penilaian yang sesuai dngan kebutuhan.
e.       Objektif dan Adil
Berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektif penilaian.
f.       Terpadu
Penilaian yang dilakukan pendidik merupakan salah satu komponen penting dari kegiatan pembelajaran dan hasil penilaian dbenar-benar dijadikan dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut.
g.      Akuntabel
Penilaian harus dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya, harus mempu mebedakan prilaku nyata. Artinya peserta didik yang dinyatakan baik dalam suatu aspek harus berbeda prilakunya dalam kehidupan dari peserta didik yang dinyatakan kurang baik atau tidak baik dalam penilaian (authentic assesment).
h.  Terbuka
Hal ini mengandung makna, bahwa prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
Kegiatan penilaian memang tidak begitu saja setiap pendidik lakukan, tetapi pendidik harus mengetahui tujuan, fungsi dan prinsip diatas. Tujuan, fungsi dan prinsip di atas dilakukan oleh guru maka tak salah jika guru menghasilkan penilaian yang berkualitas.
2.3. Syarat Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini
Menurut Mohamad (2010) penilaian yang dilaksanakan harus memenuhi persyaratan tertentu, adapun persyaratan penilaian tersebut sebagai berikut:
1.      Memiliki Validitas
Memiliki validitas memang salah satu syarat penilaian, validitas merupakan benar-benar mengukur apa yang hendak diukur.
2.      Mempunyai rehabilitas
Artinya suatu alat penilaian memiliki rehabilitas, bila menunjukkan ketetapan hasilnya.
3.      Objektifitas
Artinya Suatu alat penilaian  harus benar-benar mengukur apa yang diukur, tanpa adanya interpretasi yang tidak ada hubunganna dengan alat evaluasi itu.

4.      Efesiensi
Suatu alat penilaian  seapat mungkin dipergunakan tanpa membuang waktu dan uang yang banyak.
5.      Kegunaan atau kepraktisan
Kegunaan atau kepraktisan disini diartikan bahwa penilaian yang dibuat harus praktis dan tidak memusingkan, supaya guru tidak  sulit untuk untuk mengevaluasi atau memberikan laporan kepada orang tua.
abibulah.blogspot.com
2.4. Cara Penilaian Anak Usia Dini
Cara penilaian anak usia dini tidak boleh seorang guru  hiraukan begitu saja. Pendidik harus mengumpulkan berbagai informasi yang dalam kegiatan peserta didik lakukan. Dalam mengumpulkan informasi ini biasanya guru menggunakan paper and pencil test standar  atau penilaian konvensional atau tradisional. Disebut konvensional karena metode penilaian inilah yang bisa dipakai guru. Penilaian paper and pencil test semata-mata hanya mengukur kemampuan kognitif, belum dapat menilai secara holistik. Apabila kita menelaah perubahan kurikulum hendaknya dipahami tidak hanya sekedar penyesuaian substansi materi dan format kurikulum dengan tuntunan perkembangan, tetapi pergeseran paradigma. Dengan demikian dengan menggunakan penilaian guru melakukan instrument selain paper and pencil test, berarti kita butuh instrument yang lain atau alternatif. Asesmen alternatif bukan menghilangkan penilaian paper and pencil test, tetapi bentuk asesmen yang lain dan dapat mengukur kemampuan siswa yang tidak dapat dijangkau dengan penilaian konvensional.
Menurut Uyu dan Mubiar (2012) Strategi-strategi asesment yang digunakan dalam melakukan asesmen berkelanjutan adalah sebagai berikut:
1.      Asesmen kinerja (performance assesment);
2.      Observasi (Observation);
3.      Penggunaan pertanyaan (Questioning);
4.      Presentasi (Presentation);
5.      Diskusi (Discusions);
6.      Proyek (Project);
7.      Investigasi/ penyelidikan (Investigation);
8.      Portfolio (Portofolio);
9.      Jurnal (Journal);
10.  Wawancara (Interview);
11.  Konferensi (Conference);
12.  Evaluasi diri oleh anak (Self Evaluation);
13.  Dan tes belajar anak.
2.5. Tujuan Asesmen Perkembangan Anak
Adapun tujuan-tujuan asesmen perkembangan anak yang harus diketahui oleh guru. Tujuan ini dimaksudkan agar guru ingat apa yang harus dicapai dalam perkembangan anak. Menurut Abu (2014) Tujuan asesmen anak usia dini antara lain sebagai berikut:
1.      Mendeteksi perkembangan dan arahan dalam melakukan penilaian diagnostik ketika terindikasi, meliputi deteksi tentang status kesehatan anak usia dini, kepekaan indra, bahasa, motorik kasar, motorik halus, dan berkembangan sosial emosional;
2.      Mengidentifikasi minat dan kebutuhan anak usia dini;
3.      Menggambarkan kemajuan perkembangan dan belajar anak usia dini;
4.      Mengembangkan kurikulum;
5.      Memperbaiki dan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak usia dini;
6.      Mengasesmen program dan lembaga.
2.6. Kegunaan Asesmen Perkembangan Anak
Ada beberapa kegunaan asesmen perkembangan anak  menurut Abu (2014) Untuk kegiatan administratif,  hasil asesmen perkembangan anak dapat digunakan untuk:
1.      Laporan perkembangan dari berbagai bidang pengembangan, yaitu kognitif, bahasa, disik/motorik, sosial dan emosional, perilaku (pembiasaan moral dan sikap beragama, disiplin), selain itu juga digunakan untuk mengetahui minat, kecakapan khusus;
2.      Sebagai laporan tertulis kepada orang tua tentang perkembangan anak;
3.      Digunakan untuk memberikan laporan secara periodik, tentang kemajuan lembaga pada pihak-pihak yang terkait.
net/muhsiminabufaiz.com
Untuk kegunaan kegiatan pembelajaran dan hasil asesmen perkembangan anak dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran, yakni dalam hal:
1.      Memberikan data yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan mengembangkan pembelajaran;
2.      Mengidentifikasi perkembangan anak selama mengikuti pembelajaran.
2.7. Peranan Penilaian dalam Pembelajaran
Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dalam memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan diperlukan perbaikan sistem penilaian yang diterapkan.
Dalam hal ini peranan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran dapat diuraikan secara berikut:
1.      Perumusan Tujuan
2.      Penentuan strategi, teknik, dan pengembangan instrumen evaluasi
3.      Edentifikasi entering behavior
4.      Pengembangan Pembelajaran
5.      Pelaksanaan pembelajaran
6.      Evaluasi dari proses pembelajaran



2.8. Peranan Guru dalam Kegiatan Penilaian
Guru hendaknya dapat memilih alat penilaian yang tepat dan sesuai dengan keinginan yang ingin dicapai. Menurut Uyu dan Mubiar (2012) dalam melaksanakan evaluasi terhadap anak usia dini, peranan guru antara lain sebagai berikut:
1.      Guru harus menggunakan keterampilan yang tinggi untuk menilai pengaruh-pengaruh program anak;
2.      Menilai program tingkah laku anak yang diperlukan yang mencakup ruang lingkup tigngkah leku dan kepribadian anak yng ebih luas;
3.      Menggunakan evaluasi formatif sebagai bagian yang lebih penting dan berguna dalam meningkatkan kualitas dan menyesuaikan dengan program pendidikan anak usia dini.


III
Kesimpulan
3.1.Simpulan
Penilaian Pendidikan Anak Usia Dini bisa disebut juga pengumpulan atau pengolahan informasi untuk menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak. maka dari itu perlu adanya rancangan pembelajaran, sehingga guru dapat mengidentifikasi anak yang memerlukan bantuan dan dapat mengevaluasi tujuan pendidikan. Cara penilaian di PAUD lebih tepat menggunakan asesmen alternatif supaya tidak sulit ketika menilai perkembangan anak dan memberikan laporan kepada orang tua.
3.2.  Saran
1.    Seharusnya guru dapat mengetahui penilaian seperti apa yang pantas diterapkan di Pendidikan Anak Usia Dini;
2.    Guru harus menggunakan asesmen alternatif supaya lebih mudah untuk mengidentifikasi perkembangan atau memberikan laporan kepada orang tua;
3.    Guru hendaknya memilih alat penilaian yang tepat dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.


DAFTAR PUSTAKA
Abu, M. (2014). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. [Online]. Tersedia. www. Slidershare. net/muhaiminabufaiz.com. [10 Maret 2014].

Bukhori, M. (1994).TeknikEvaluasiDalamPembelajaran. Jakarta: Grasindo.

Mohamad, W. I. (2013). Penilaian Pembelajaran. [Online]. Tersedia: abibulah.blogspot.com. [12 April 2015].

Pantar, F. (2009). Peranan Penilaian dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia: sarkomkar.blogspot.com. [11 April 2015].

Sudijono, S. (2012).PengantarEvaluasiPendidikan. Bandung: Raja Grafindo.

Sukandi, (2008).EvaluasiPendidikan. Jakarta: BumiAksara.

Susanto,H. (2013). Penilaian Pengukuran dan Evaluasi. [Online]. Tersedia: https//bagawanabiyasa.wordpress.com. [12 April 2015].

Uyu, W. dan Mubiar, A. (2012). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung. Refika Aditama.



LAMPIRAN
Pertanyaan:
1.      Anggi Lenggani Hidayah
Dalam program lembaga apa kaitanya pengembangan kurikulum dan mengasesmen?
2.      Yulianti
Bagaimana cara yang tepat untuk menilai anak usia dini?
3.      Neni Nuraeni
Apa yang dimaksud konferensi dan evaluasi diri oleh anak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar