BAB I
Pendahuluan
1.1.Latar
Belakang
Kemampuan guru
di indonesia memang masih tergolong rendah dalam melakukan penilaian. Hal ini
disebabkan karena guru kurang pencarian informasi tentang perkembangan
pendidikan terutama dalam penunjang pembelajaran termasuk penilaian. Kurangnya
memperhatikan langkah-langkah penilaian dan
kurang memperhatikan terhadap langkah-langkah membuat penilaian ini
disebabkan karena dengan alasan guru terlalu
banyak untuk mendeksripsikan kegiatan yang di lakukan oleh anak. Guru hanya
menulis tanda ataupun nomor absen anak saja dalam kolom penilaian tanpa menulis
kegiatan perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh anak. Padahal masa sekarang
setiap guru harus mengikuti perkembangan zaman terutamama perkembangan tentang
pendiidkan, dimana harus ada perubahan
yang meningkat dalam melaksanakan pembelajaran dan penilaian perkembangan.
Berdasarkan
fenomena yang berkembang tersebut, maka makalah ini akan menjelaskan tentang
konsep dasar penilaian perkembangan anak usia dini.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan penilaian anak usia dini?
2. Apa
saja tujuan, fungsi, dan prinsip penilaian anak usia din?
3. Apa
saja prinsip penilaian anak usia dini?
4. Bagaimana
cara penilaian anak usia dini?
5. Apa
saja tujuan asesmen perkembangan anak?
6. Apa
kegunaan asesmen perkembangan anak?
7. Bagaimana
peranan penilaian dalam pembelajaran?
8. Bagaimana
peranan guru dalam kegiatan penilaian?
1.3. Tujuan
1. Dapat
memahami penilaian anak usia dini.
2. Mengetahui
tentang tujuan, fungsi, dan prinsip penilaian anak usia dini.
3. Dapat
mengetahui prinsip penilaian anak usia dini.
4. Mengetahui
tata cara penilaian anak usia dini.
5. Mengetahui
tujuan asesmen perkembangan anak.
6. Mengetahui
kegunaan asesmen perkembangan anak.
7. Mengetahui
peranan penilaian dalam kegiatan pembelajaran.
8. Dan
mengetahui peranan guru dalam kegiatan penilaian.
BAB II
KONSEP DASAR PENILAIAN PERKEMBANGAN
ANAK USIA DINI
2.1. Pengertian Penilaian Anak Usia
Dini
Penilaian
memang perlu dilaksanakan oleh setiap guru, hal ini agar guru dapat melihat
sejauh mana anak mencapai aspek perkembangan. Hasil dari penilaian tersebut guru
bisa mengevaluasi dan melihat aspek perkembangan mana yang harus dikembangkan
lagi, sehingga anak dapat mencapai aspek-aspek tersebut sesuai tahap
perkembangannya.
Depdiknas (2004:23) mengemukakan
penilaian adalah “suatu proses sistematis yang mengandung pengumpulan
informasi, menganalisis dan menginterpretasi informasi tersebut untuk membuat keputusan
keputusan”.
https//bagawanabiyasa.wordpress.com
Penilaian
dalam konteks pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah prosedur
sistematis yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kinerja dan
kemajuan berbagai aspek perkembangan yang dapat dicapai oleh peserta didik
setelah mengikuti kegiatan pembiasaan dalam kurun waktu tertentu. Prosedur
sistematis tersebut mencakup upaya mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan
berbagai informasi yang diperoleh melalui kegiatan pengukuran dan non
pengukuran yang dilakukan secara berkala, menyeluruh dan berkelanjutan
tentang kinerja dan perkembangan anak
untuk mengambil keputusan. Penafsiran terhadap berbagai informasi tersebut
dilakukan secara deskriptif kualitatif.
Menurut
James, E. Johnson ( dalam buku mubiar (2012)) penilaian mengemukakan bahwa,
In
general, evaluation is the process of selecting, gathering, and interpreting
information to make personal decisions or to from judgement about the worth of
product or program or about of value of an approach to solve a problem or a
accomplish an objective.
James,
E. Johnson ( dalam buku mubiar (2012))mendefinisikan pengertian diatas bahwa,
suatu
proses memilih, mengumpulkan, dan menafsirkan informasi untuk membuat keputusan
atau untuk membuat penilaian tentang kelemahan suatu produk atau program, atau
tentang sejauh mana keberhasilan pendekatan yang telah dilakukan dapat
menyelesaikan masalah sehingga dapat menyempurnakan suatu sasaran atau tujuan.
Penilaian
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menurut Uyu dan Mubiar (2012) merupakan, “proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan tingkat pencapaian
perkembangan anak dan pengambilan keputusan, pengakuan, atau ketetapan tentang
kondisi (kemampuan anak)”.
Adapun contoh penilaian pada Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) adalah mendeksripsikan kemampuan anak dalam melakukan tugas
tertentu, seperti menyebutkan warna, membedakan bentuk, menyebutkan ciri-ciri
benda, binatang, tumbuhan, dan ciri lainnya. Tentunya penetapan tercapai tidaknya
kemampuan yang diharapkan merujuk pada standar tingkat pencapaian perkembangan
anak yang terdapat pada pedoman kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Meskipun
terdapat berbagai alasan dilaksanakannya penilaian, namun tujuan umumnya adalah
membuat suatu keputusan. Penilaian juga dilakukan untuk memperbaiki program,
menghentikan program, atau membandingkan program.
Penilaian
dilakukan untuk melihat perkembangan mereka secara keseluruhan yang meliputi
perkembangan sosial, personal, emosi, kognitif, bahasa, motorik, dsb. Penilaan
anak usia dini sangat penting artinya untuk mengembangkan kemampuan anak lebih
lanjut lagi. Cara yang dilakukan untuk penilaiannyapun sangat berbeda dengan
cara penilaian anak pada jenjang lainnya. Jika saja di SD atau jenjang penilaian
lain yang lebih tinggi mengenal istilah “TES” maka Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) hal tersebut jarang sekali dapat digunakan, kecuali keperluan tertentu
yang erat kaitannya dengan pengukuran. Oleh karena itu, terdapat bentuk
penilaian lain yang dapat digunakan seperti observasi dan portofolio sebagai
metode evaluasi alternatif.
Menurut
joan, L. Herman (1992: 95) dalam buku
mubiar ia menyatakan bahwa,
evaluasi atau penilaian alternatif
dikembangkan untuk membuat keputusan yang tepat tentang apa yang telah
dipelajari siswa, bantuan-bantuan apakah yang mereka perlukan, bidang-bidang
pengajaran apa yang perlu diubah, dan kurikulum sekolah manakah yang perlu
didukung.
Dari
pengertian diatas dapat dipahami bahwa penilaian memang harus dilakukan oleh setiap
guru atau pendidik supaya dapat mengetahui aspek perkembangan anak.
2.2. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip
Penilaian Anak Usia Dini
Maka
dengan itu, untuk membuat suatu penilaian harus mengetahui alasan-alasan dalam
membuat penilaian tersebut. Pendidik harus tahu tujuan, fungsi, serta prinsip
penilaian anak usia dini. NAEYC (dalam
Janice Beaty (1994)) merumuskan tujuan dan fungsi penilaian anak uasia dini
sebagai berikut:
1.
Tujuan Penilaian Anak Usia Dini
Dalam
hubungannya dengan penilaian terhadap anak usia prasekolah, dapat dirumuskan
tujuan penilaian sebagai berikut:
1.
Untuk merencanakan pembelajaran
individual dan kelompok agar dapat berkomunikasi dengan orang tua.
2.
Mengidentifikasi anak yang memerlukan
bantuan atau layanan khusus.
3.
Mengevaluasi apakah tujuan pendidikan
sudah tercapai atau belum.
4.
Mengetahui dan meninjaklanjuti
pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai anak selama mengikuti
pendidikan.
2.
Fungsi
Penilaian Anak Usia Dini
Selain
tujuan penilaian, seorang pendidik harus mengetahui fungsi dari penilaian.
Adapun fungsi-fungsi yang harus setiap pendidik ketahui sebagai berikut:
1. Memberikan
umpan balik kepada guru untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar termasuk
dalam program kegiatan;
2. Memberikan
bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan terhadap anak agar fisik
ataupun psikisnya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal;
3. Memberi
informasi kepada orang tua tentang ketercapaian pertumbuhan dan perkembangan
anaknya agar dapat memperbaiki, meningkatkan bimbingan dan motivasi serta
sebagai bentuk pertanggung jawaban lembaga;
4. Memberikan
informasi kepada orang tua untuk melaksanakan pendidikan keluarga yang sesuai
dan terpadu dengan proses pembelajaran di Paud (Pendidikan Anak Usia Dini);
5. Sebagai
bahan pertimbangan untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap anak sehingga
mereka dapat berkembang secara optimal.
3.
Prinsip Penila$ian Anak Usia Dini
Selain dari
pengertian penilaian dan tujuan atau fungsi, menurut Uyu dan Mubiar (2012)ada
pula prinsip-prinsip yang harus setiap pendidik atau guru ketahui sebagai berikut:
a. Mendidik
Artinya proses dan hasil penilaian perkembangan
harus mampu memberikan sumbangan positif pada peningkatan pencapaian
perkembangan peserta didik.
b. Sistematis
Artinya bahwa perkembangan itu berlangsung mengikuti
pola tertentu yang terjadi secara teratur.
c. Berkesinambungan
Artinya penilaian pencapaian perkembangan peserta
didik harus dilakukan secara terencana, bertahap dan terus-menerus untuk
memperoleh gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
d. Menyeluruh
Penilaian yang dilakukan harus mencakup semua aspek
perkembangan yang meliputi: nilai-nilai, agama dan moral, motorik, kognitif,
bahasa serta sosial-emosional, semua aspek perkembangan yang diinginkan,
menggunakan berbagai jenis teknik penilaian yang sesuai dngan kebutuhan.
e. Objektif
dan Adil
Berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan
kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektif penilaian.
f. Terpadu
Penilaian yang dilakukan pendidik merupakan salah
satu komponen penting dari kegiatan pembelajaran dan hasil penilaian
dbenar-benar dijadikan dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut.
g. Akuntabel
Penilaian harus dapat dipertanggungjawabkan, baik
dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya, harus mempu mebedakan prilaku
nyata. Artinya peserta didik yang dinyatakan baik dalam suatu aspek harus
berbeda prilakunya dalam kehidupan dari peserta didik yang dinyatakan kurang
baik atau tidak baik dalam penilaian (authentic
assesment).
h. Terbuka
Hal
ini mengandung makna, bahwa prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
Kegiatan
penilaian memang tidak begitu saja setiap pendidik lakukan, tetapi pendidik
harus mengetahui tujuan, fungsi dan prinsip diatas. Tujuan, fungsi dan prinsip
di atas dilakukan oleh guru maka tak salah jika guru menghasilkan penilaian yang
berkualitas.
2.3. Syarat Penilaian Perkembangan
Anak Usia Dini
Menurut
Mohamad (2010) penilaian yang dilaksanakan harus memenuhi persyaratan tertentu,
adapun persyaratan penilaian tersebut sebagai berikut:
1. Memiliki
Validitas
Memiliki validitas memang salah satu syarat
penilaian, validitas merupakan benar-benar mengukur apa yang hendak diukur.
2. Mempunyai
rehabilitas
Artinya suatu
alat penilaian memiliki rehabilitas, bila menunjukkan ketetapan hasilnya.
3. Objektifitas
Artinya Suatu alat penilaian
harus benar-benar mengukur apa yang diukur, tanpa adanya interpretasi
yang tidak ada hubunganna dengan alat evaluasi itu.
4. Efesiensi
Suatu alat penilaian seapat mungkin dipergunakan tanpa membuang
waktu dan uang yang banyak.
5. Kegunaan
atau kepraktisan
Kegunaan
atau kepraktisan disini diartikan bahwa penilaian yang dibuat harus praktis dan
tidak memusingkan, supaya guru tidak
sulit untuk untuk mengevaluasi atau memberikan laporan kepada orang tua.
abibulah.blogspot.com
2.4. Cara Penilaian Anak Usia Dini
Cara
penilaian anak usia dini tidak boleh seorang guru hiraukan begitu saja. Pendidik harus
mengumpulkan berbagai informasi yang dalam kegiatan peserta didik lakukan. Dalam
mengumpulkan informasi ini biasanya guru menggunakan paper and pencil test standar atau penilaian konvensional atau tradisional.
Disebut konvensional karena metode penilaian inilah yang bisa dipakai guru.
Penilaian paper and pencil test semata-mata
hanya mengukur kemampuan kognitif, belum dapat menilai secara holistik. Apabila
kita menelaah perubahan kurikulum hendaknya dipahami tidak hanya sekedar
penyesuaian substansi materi dan format kurikulum dengan tuntunan perkembangan,
tetapi pergeseran paradigma. Dengan demikian dengan menggunakan penilaian guru
melakukan instrument selain paper and pencil test, berarti kita butuh
instrument yang lain atau alternatif. Asesmen alternatif bukan menghilangkan
penilaian paper and pencil test,
tetapi bentuk asesmen yang lain dan dapat mengukur kemampuan siswa yang tidak
dapat dijangkau dengan penilaian konvensional.
Menurut
Uyu dan Mubiar (2012) Strategi-strategi asesment yang digunakan dalam melakukan
asesmen berkelanjutan adalah sebagai berikut:
1. Asesmen
kinerja (performance assesment);
2. Observasi
(Observation);
3. Penggunaan
pertanyaan (Questioning);
4. Presentasi
(Presentation);
5. Diskusi
(Discusions);
6. Proyek
(Project);
7. Investigasi/
penyelidikan (Investigation);
8. Portfolio
(Portofolio);
9. Jurnal
(Journal);
10. Wawancara
(Interview);
11. Konferensi
(Conference);
12. Evaluasi
diri oleh anak (Self Evaluation);
13. Dan
tes belajar anak.
2.5. Tujuan Asesmen Perkembangan
Anak
Adapun
tujuan-tujuan asesmen perkembangan anak yang harus diketahui oleh guru. Tujuan
ini dimaksudkan agar guru ingat apa yang harus dicapai dalam perkembangan anak.
Menurut Abu (2014) Tujuan asesmen anak usia dini antara lain sebagai berikut:
1. Mendeteksi
perkembangan dan arahan dalam melakukan penilaian diagnostik ketika
terindikasi, meliputi deteksi tentang status kesehatan anak usia dini, kepekaan
indra, bahasa, motorik kasar, motorik halus, dan berkembangan sosial emosional;
2. Mengidentifikasi
minat dan kebutuhan anak usia dini;
3. Menggambarkan
kemajuan perkembangan dan belajar anak usia dini;
4. Mengembangkan
kurikulum;
5. Memperbaiki
dan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan anak usia dini;
6. Mengasesmen
program dan lembaga.
2.6. Kegunaan Asesmen Perkembangan
Anak
Ada
beberapa kegunaan asesmen perkembangan anak menurut Abu (2014) Untuk kegiatan
administratif, hasil asesmen
perkembangan anak dapat digunakan untuk:
1. Laporan
perkembangan dari berbagai bidang pengembangan, yaitu kognitif, bahasa,
disik/motorik, sosial dan emosional, perilaku (pembiasaan moral dan sikap
beragama, disiplin), selain itu juga digunakan untuk mengetahui minat,
kecakapan khusus;
2. Sebagai
laporan tertulis kepada orang tua tentang perkembangan anak;
3. Digunakan
untuk memberikan laporan secara periodik, tentang kemajuan lembaga pada
pihak-pihak yang terkait.
net/muhsiminabufaiz.com
Untuk
kegunaan kegiatan pembelajaran dan hasil asesmen perkembangan anak dapat
digunakan untuk kepentingan pembelajaran, yakni dalam hal:
1. Memberikan
data yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan mengembangkan pembelajaran;
2. Mengidentifikasi
perkembangan anak selama mengikuti pembelajaran.
2.7. Peranan Penilaian dalam
Pembelajaran
Sistem
pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas
pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya sistem
penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang
baik dalam memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik. Oleh karena
itu, dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan diperlukan perbaikan sistem
penilaian yang diterapkan.
Dalam hal
ini peranan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran dapat diuraikan secara
berikut:
1.
Perumusan Tujuan
2. Penentuan
strategi, teknik, dan pengembangan instrumen evaluasi
3. Edentifikasi
entering behavior
4. Pengembangan
Pembelajaran
5. Pelaksanaan
pembelajaran
6. Evaluasi
dari proses pembelajaran
2.8. Peranan Guru dalam Kegiatan
Penilaian
Guru
hendaknya dapat memilih alat penilaian yang tepat dan sesuai dengan keinginan
yang ingin dicapai. Menurut Uyu dan Mubiar (2012) dalam melaksanakan evaluasi
terhadap anak usia dini, peranan guru antara lain sebagai berikut:
1. Guru
harus menggunakan keterampilan yang tinggi untuk menilai pengaruh-pengaruh
program anak;
2. Menilai
program tingkah laku anak yang diperlukan yang mencakup ruang lingkup tigngkah
leku dan kepribadian anak yng ebih luas;
3. Menggunakan
evaluasi formatif sebagai bagian yang lebih penting dan berguna dalam
meningkatkan kualitas dan menyesuaikan dengan program pendidikan anak usia
dini.
III
Kesimpulan
3.1.Simpulan
Penilaian
Pendidikan Anak Usia Dini bisa disebut juga pengumpulan atau pengolahan
informasi untuk menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak. maka dari itu
perlu adanya rancangan pembelajaran, sehingga guru dapat mengidentifikasi anak
yang memerlukan bantuan dan dapat mengevaluasi tujuan pendidikan. Cara
penilaian di PAUD lebih tepat menggunakan asesmen alternatif supaya tidak sulit
ketika menilai perkembangan anak dan memberikan laporan kepada orang tua.
3.2. Saran
1. Seharusnya
guru dapat mengetahui penilaian seperti apa yang pantas diterapkan di
Pendidikan Anak Usia Dini;
2. Guru
harus menggunakan asesmen alternatif supaya lebih mudah untuk mengidentifikasi
perkembangan atau memberikan laporan kepada orang tua;
3. Guru
hendaknya memilih alat penilaian yang tepat dan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Abu,
M. (2014). Penilaian Perkembangan Anak
Usia Dini. [Online]. Tersedia. www. Slidershare. net/muhaiminabufaiz.com.
[10 Maret 2014].
Bukhori, M. (1994).TeknikEvaluasiDalamPembelajaran.
Jakarta: Grasindo.
Mohamad,
W. I. (2013). Penilaian Pembelajaran. [Online]. Tersedia:
abibulah.blogspot.com. [12 April 2015].
Pantar,
F. (2009). Peranan Penilaian dalam Pembelajaran.
[Online]. Tersedia: sarkomkar.blogspot.com. [11 April 2015].
Sudijono, S. (2012).PengantarEvaluasiPendidikan. Bandung: Raja Grafindo.
Sukandi, (2008).EvaluasiPendidikan.
Jakarta: BumiAksara.
Susanto,H.
(2013). Penilaian Pengukuran dan Evaluasi.
[Online]. Tersedia: https//bagawanabiyasa.wordpress.com. [12 April 2015].
LAMPIRAN
Pertanyaan:
1. Anggi
Lenggani Hidayah
Dalam
program lembaga apa kaitanya pengembangan kurikulum dan mengasesmen?
2. Yulianti
Bagaimana
cara yang tepat untuk menilai anak usia dini?
3. Neni
Nuraeni
Apa
yang dimaksud konferensi dan evaluasi diri oleh anak?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar